BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Laporan terbaru oleh Komite Internasional taksonomi virus (2005) daftar 5450
virus, diselenggarakan di lebih dari 2.000 spesies, 287 genera, 73 keluarga dan
3 perintah.
Virologi sering dianggap bagian mikrobiologi atau patologi. Virologi adalah
studi tentang virus. Virus muncul dari materi non-hidup, secara terpisah dari dan secara paralel
untuk bentuk-bentuk kehidupan lain, mungkin dalam bentuk self-reproducing RNA
ribozymes mirip dengan viroid. Virus yang muncul dari sebelumnya, lebih kompeten selular bentuk kehidupan
yang menjadi parasit untuk sel inang dan kemudian kehilangan banyak fungsi
mereka; contoh seperti prokariota parasit kecil adalah mikoplasma dan
Nanoarchaea. Takson di virologi tidak selalu monofiletik.
Ricketsiologi
merupakan
ilmu yang mempelajari tentang Ricketsia. Ricketsia merupakan bakteri yang
patogen kepada manusia dan merupakan parasit obligat intra seluler, ukuran
sangat kecil, selalu terdapat dalam sel endotel pembuluh darah kecil,
mengandung asam – nukleat (RNA,DNA), berkembang biak dengan membelah biner,
Ditularkan ke manusia dengan perantara srthopoda, misal: melalui gigitan
serangga pada kulit.
B.
Permasalahan
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai
berikut :
1. Bagaimana pengertian, sejarah, struktur, karakteristik, ukuran, pengelompokan, reproduksi, dan
pertumbuhan virus ?
2. Bagaimana
pengertian, klasifikasi, karateristik, interaksi, patologi, gmabaran klinis,
metabolism, penyakit yang ditimbulkan, pengobatan dan cara pencegahan
rickettsia ?
C.
Tujuan
1. Untuk
memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi.
2. Untuk
menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang virology dan ricketsiologi.
BAB II PEMBAHASAN
A. VIROLOGI
1.
Pengertian Virologi
Virologi ialah cabang biologi
yang mempelajari makhluk suborganisme, terutama virus.
Istilah Virologi diambil dari dua suku kata yaitu berasal dari kata virus dan
logos (Ilmu), sehingga virologi merupakanstudi tentang Ilmu
yang mempelajari tentang virus seperti agen : struktur,
klasifikasi, evolusi, cara-cara menginfeksi dan memanfaatkan sel virus
reproduksi, penyakit yang menimbulkan, teknik untuk mengisolasi dan budaya, dan
penggunaannya dalam penelitian dan terapi.
Virologi sering dianggap bagian
mikrobiologi atau patologi.Virologi bermanfaat bagi industri farmasi dan pestisida dan menjadi perhatian
pada bidang kedokteran, kedokteran
hewan, peternakan, perikanan dan pertanian karena kerugian yang ditimbulkan
virus dapat bernilai besar secara ekonomi. Cabang utama dari virologi adalah
klasifikasi virus. Bentuk dan struktur virus telah dipelajari oleh mikroskop
elektron, spektroskopi NMR dan kristalografi sinar-X.
Laporan terbaru oleh Komite
Internasional taksonomi virus (2005) daftar 5450 virus, diselenggarakan di
lebih dari 2.000 spesies, 287 genera, 73 keluarga dan 3 perintah.
2.
Sejarah Virologi
Pada pertengahan abad ke 19,
eksistensi dunia mikroba dalam bentuk bakteri, jamur dan protozoa telah mampu
di-buktikan. Pada masa tersebut, pemakaian postulat Koch yang menyatakan bahwa
suatu penyebab penyakit harus :
·
Dapat ditemukan pada lesi
penyakit
·
Dapat dibuat biakan murni,
·
Menimbulkan penyakit yang sama
jika diinokulasikan pada pejamunya,
·
Dapat diisolasi kembali dari lesi
eksperimental tersebut, telah secara luas
diterima ilmuwan sebagai dogma.
diterima ilmuwan sebagai dogma.
Pada periode tersebut, Jacob
Henle mengajukan hipotesis bahwa di dunia ini terdapat makhluk yang sangat
kecil dan tidak mampu diamati dengan mikroskop biasa serta mampu menyebabkan
penyakit; tetapi karena tiadanya bukti-bukti ilmiah yang meyakinkan, hipotesis
ini banyak sekali ditentang.
Pada akhir abad ke 19, Adolf
Mayer dan Dimitri Ivanofsky berhasil menginfeksi tembakau sehat dengan filtrat
tembakau sakit yang telah dilewatkan pada saringan yang mampu menahan bakteri.
Walaupun demikian mereka tidak menyimpulkan bahwa etiologi penyakit tersebut
adalah organisma yang lebih kecil dari bakteri. Bukti awal bahwa etiologi
penyakit tersebut merupakan organisma submikroskopik dideskripsikan oleh
Martinus Bei-jerinck. Beijerinck membuktikan bahwa infektifitas etiologi
penyakit mosaik tembakau yang telah berulang kali diencerkan akan meningkat
kembali jika dipasasi pada tanaman hidup. Bukti ini diperkuat dengan Felix
Herelle tentang titrasi virus bakteri dengan cara esai plaque pada tahun 1917
dan keberhasilan memvisualisasikan virion dengan mikroskop elektron pada tahun 1939.
Pada tahun 1947, Seymour Cohen
dan kawan melakukan penelitian tentang infeksi bakteriofaga pada sintesis DNA
dan RNA. Cohen menemukan bahwa terjadi perubahan dramatik pada inetabolisme
RNA, DNA dan protein pada sel pejamu yang terinfeksi virus. Penelitian ini
menunjukkan bahwa infeksi virus mampu menimbulkan tatanan baru dalam sintesa
makromolekul oleh set pejamu. Pada periode yang hampir bersamaan ditemukan
teknologi pembiakan virus pada biakan sel sebagai pengganti binatang hidup dan
telur berembrio. Temuan ini memung-kinkan pengendalian variabel penelitian
lebih baik. Temuan dalam bentuk teknologi dan bahan serta ide yang
dikem-bangkan daripadanya terbukti berdampak luas, misalnya saja dalam hal
pembuatan vaksin. Jika antara tahun 1798-1949, semua vaksin dibuat dalam telur
berembrio, setelah periode tersebut banyak vaksin dibuat dalarn biakan sel
dengan scaling up yang lebih efisien dan efek samping vaksin yang lebih kecil.
Pada sisi lain, pemakaian biakan
sel memungkinkan virus V dapat dipakai sebagai pelacak untuk mengetahui
berbagai fenomena biologis. Dengan menggunakan sel yang diinfeksi oleh virus,
dapat diketahui lebih jauh bagaimana pemrosesan pascatranlasi protein, baik
berupa pemecahan atau peng-gabungan, penambahan gugus karbohidrat ataupun
terjadinya fosforilasi. Dengan kata lain, banyak pengetahuan tentang
inetabolisme sel baik yang normal maupun yang tidak normal berasal dari
penelitian interaksi virus dan sel dan dengan dasar itu pula terbuka
kemungkinan untuk merekayasa fungsi sel.
3.
Struktur dan
Karakteristik Virus
Virus selalunya terdiri daripada
lapisan protein sebagai pelindung (sampul), teras protein yang menyimpan gen
virus, dan gen virus itu sendiri. Sampul yang selalunya dihasilkan daripada
membran sel perumah, melindungi genom virus dan memberikan mechanisme (the
involuntary and consistent response of anorganism to a given stimulus) kepada
virus tersebut.
a.
Kepala
Kepala virus
berisi DNA dan bagian luarnya diselubungi kapsid. Satu unit protein yang
menyusun kapsid disebut kapsomer.
b.
Kapsid
Kapsid adalah
selubung yang berupa protein. Kapsid terdiri atas kapsomer. Kapsid juga dapat
terdiri atas protein monomer yang yang terdiri dari rantai polipeptida. Fungsi
kapsid untuk memberi bentuk virus sekaligus sebagai pelindung virus dari kondisi
lingkungan yang merugikan virus.
c.
Isi tubuh
Bagian isi
tersusun atas asam inti, yakni DNA saja atau RNA saja. Bagian isi disebut
sebagai virion. DNA atau RNA merupakan materi genetik yang berisi kode-kode
pembawa sifat virus. Berdasarkan isi yang dikandungnya, virus dapat dibedakan
menjadi virus DNA (virus T, virus cacar) dan virus RNA (virus influenza, HIV,
H5N1). Selain itu di dalam isi virus terdapat beberapaenzim.
d.
Ekor
Ekor virus
merupakan alat untuk menempel pada inangnya. Ekor virus terdiri atas tubus
bersumbat yang dilengkapi benang atau serabut. Virus yang menginfeksi sel
eukariotik tidak mempunyai ekor.
4.
Ukuran Virus
Untuk virus berbentuk heliks,
protein kapsid (biasanya disebut protein nukleokapsid) terikat langsung dengan
genom virus. Misalnya, pada virus campak, setiap protein nukleokapsid terhubung
dengan enam basa RNA membentuk heliks sepanjang sekitar 1,3 mikrometer.
Komposisi kompleks protein dan asam nukleat ini disebut nukleokapsid. Pada
virus campak, nukleokapsid ini diselubungi oleh lapisan lipid yang didapatkan
dari sel inang, dan glikoprotein yang disandikan oleh virus melekat pada
selubung lipid tersebut.
Bagian-bagian ini berfungs dalam pengikatan pada dan pemasukan ke sel inang pada awal infeksi.
Bagian-bagian ini berfungs dalam pengikatan pada dan pemasukan ke sel inang pada awal infeksi.
Kapsid virus sferik menyelubungi
genom virus secara keseluruhan dan tidak terlalu berikatan dengan asam nukleat
seperti virus heliks. Struktur ini bisa bervariasi dari ukuran 20 nanometer
hingga 400 nanometer dan terdiri atas protein virus yang tersusun dalam bentuk
simetri ikosahedral. Jumlah protein yang dibutuhkan untuk membentuk kapsid
virus sferik ditentukan dengan koefisien T, yaitu sekitar 60t protein. Sebagai
contoh, virus hepatitis B memiliki angka T=4, butuh 240 protein untuk membentuk
kapsid. Seperti virus bentuk heliks, kapsid sebagian jenis virus sferik dapat
diselubungi lapisan lipid, namun biasanya protein kapsid sendiri langsung
terlibat dalam penginfeksian sel.
5. Pengelompokkan Virus
Berdasarkan jenis asam nukleat,
virus dapat dikelompokkan menjadi dua
kelompok, yaitu virus ARN (ribovirus) dan virus ADN (deoksiribovirus).
kelompok, yaitu virus ARN (ribovirus) dan virus ADN (deoksiribovirus).
·
Virus DNA (dibagi menjadi
ganda-terdampar DNA virus dan virus DNA tunggal umum jauh lebih sedikit),
·
Virus RNA (dibagi menjadi virus
RNA tunggal arti positif, negatif-sense tunggal RNA virus dan virus RNA ganda-terdampar
umum jauh lebih sedikit),
6. Reproduksi Virus
Reproduksi virus secera general terbagi menjadi 2 yaitu :
a.
Daur litik (litic cycle)
·
Fase Adsorbsi (fase penempelan)
Ditandai dengan
melekatnya ekor virus pada sel bakteri. Setelah
menempel virus mengeluarkan enzim lisoenzim (enzim penghancur)
sehingga terbentuk lubang pada dinding bakteri untuk memasukkan asam
inti virus.
menempel virus mengeluarkan enzim lisoenzim (enzim penghancur)
sehingga terbentuk lubang pada dinding bakteri untuk memasukkan asam
inti virus.
·
Fase Injeksi (memasukkan asam
inti)
Setelah
terbentuk lubang pada sel bakteri maka virus akan memasukkan
asam inti (DNA) ke dalam tubuh sel bakteri. Jadi kapsid virus tetap berada
di luar sel bakteri dan berfungsi lagi.
asam inti (DNA) ke dalam tubuh sel bakteri. Jadi kapsid virus tetap berada
di luar sel bakteri dan berfungsi lagi.
·
Fase Sintesis (pembentukan)
DNA virus akan
mempengaruhi DNA bakteri untuk mereplikasi bagianbagian
virus, sehingga terbentuklah bagian-bagian virus. Di dalam sel
bakteri yang tidak berdaya itu disintesis virus dan protein yang dijadikan
sebagai kapsid virus, dalam kendali DNA virus.
virus, sehingga terbentuklah bagian-bagian virus. Di dalam sel
bakteri yang tidak berdaya itu disintesis virus dan protein yang dijadikan
sebagai kapsid virus, dalam kendali DNA virus.
·
Fase Asemblin (perakitan)
bagian-bagian
virus yang telah terbentuk, oleh bakteri akan dirakit
menjadi virus sempurna. Jumlah virus yang terbentuk sekitar 100-200 buah dalam satu daur litik.
menjadi virus sempurna. Jumlah virus yang terbentuk sekitar 100-200 buah dalam satu daur litik.
·
Fase Litik (pemecahan sel inang)
Ketika
perakitan selesai, maka virus akan menghancurkan dinding sel
bakteri dengan enzim lisoenzim, akhirnya virus akan mencari inang baru.
bakteri dengan enzim lisoenzim, akhirnya virus akan mencari inang baru.
b.
Daur lisogenik (lisogenic cycle)
·
Fase Penggabungan
Dalam menyisip
ke DNA bakteri DNA virus harus memutus DNA bakteri,
kemudian DNA virus menyisip di antara benang DNA bakteri yang
terputus tersebut. Dengan kata lain, di dalam DNA bakteri terkandung
materi genetik virus.
kemudian DNA virus menyisip di antara benang DNA bakteri yang
terputus tersebut. Dengan kata lain, di dalam DNA bakteri terkandung
materi genetik virus.
·
Fase Pembelahan
Setelah
menyisip DNA virus tidak aktif disebut profag. Kemudian DNA bakteri mereplikasi
untuk melakukan pembelahan.
·
Fase Sintesis
DNA virus
melakukan sintesis untuk membentuk bagian-bagian viirus
·
Fase Perakitan
Setelah virus
membentuk bagian-bagian virus, dan kemudian DNA masuk
ke dalam akan membentuk virus baru
ke dalam akan membentuk virus baru
·
Fase Litik
Setelah perakitan selesai
terjadilah lisis sel bakteri. Virus yang terlepas dari
inang akan mencari inang baru
inang akan mencari inang baru
7. Pertumbuhan Virus
Virus dapat diperbanyak dengan
melakukan kultur sel yaitu menumbuhkan
sel yang terinfeksi virus secara invitro. Media dan Buffer yang digunakan merupakan media kimiawi, tetapi ditambahkan dengan serum 5-20% yang mengandung
stimulan yang penting untuk pembelahan sel. Media yang bebas serum
dengan tambahan stimulan tertentu digunakan untuk beberapa tujuan. Virus ditumbuhkan di dalam kultur bertujuan untuk mendapatkan stockvirus. Virus yang telah diremajakan disimpan pada suhu -700C dan disebut sebagai master-stock, sub master stock, dst., tergantung pada jumlah peremajaannya.
sel yang terinfeksi virus secara invitro. Media dan Buffer yang digunakan merupakan media kimiawi, tetapi ditambahkan dengan serum 5-20% yang mengandung
stimulan yang penting untuk pembelahan sel. Media yang bebas serum
dengan tambahan stimulan tertentu digunakan untuk beberapa tujuan. Virus ditumbuhkan di dalam kultur bertujuan untuk mendapatkan stockvirus. Virus yang telah diremajakan disimpan pada suhu -700C dan disebut sebagai master-stock, sub master stock, dst., tergantung pada jumlah peremajaannya.
Selain itu dapat juga dengan
fertilized embrio. Fertilized embrio memiliki berbagai membran dan rongga yang
dapat mendukung pertumbuhan virus. Aliquot kecil dan virus diinokulasikan ke
dalam rongga allantoic telur. Virus kemudian menempel dan bereplikasi didalam
rongga yang dihasilkan dan sel epitel. Virus kemudian menempel
dan bereplikasi di dalam rongga yang dihasilkan dari sel epitel. Virus
dilepaskan ke cairan allantoik dan dipanen setelah ditumbuhkan selama
sekitar dua hari pada suhu 370C. Vaksin influenza diperbanyak dengan cara
sama seperti ini.
dan bereplikasi di dalam rongga yang dihasilkan dari sel epitel. Virus
dilepaskan ke cairan allantoik dan dipanen setelah ditumbuhkan selama
sekitar dua hari pada suhu 370C. Vaksin influenza diperbanyak dengan cara
sama seperti ini.
Berbagai contoh virus yang dapat
ditumbuhkan secara kultur dan atau melalui
embrio, antara lain:
embrio, antara lain:
·
Virus herpes simplex, dapat tmbuh
pada bermacam-macam kultur dan pada
membran chorio-allantoic
membran chorio-allantoic
·
Virus Varicella-zoster, dapat
tumbuh lambat dalam kultur sel manusia
(jaringan kulit, paru-paru, dan otot embrio manusia), dan pada sel ginjal
kera *Cytomegalovirus, dapat tumbuh lambat dalam kultur jaringan sel
paru-paru embrio manusia
(jaringan kulit, paru-paru, dan otot embrio manusia), dan pada sel ginjal
kera *Cytomegalovirus, dapat tumbuh lambat dalam kultur jaringan sel
paru-paru embrio manusia
·
Virus Epstein-Barr, dapat tumbuh
pada kultur suspensi dari limfoblas
manusia
manusia
·
Virus influenza, dapat tumbuh
pada kantung korioalantois telur berembrio
B. RICKETSIOLOGI
1.
Pengertian
Ricketsiologi
Ricketsiologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang Ricketsia. Ricketsia merupakan bakteri
yang patogen kepada manusia dan merupakan parasit obligat intra seluler, ukuran
sangat kecil, selalu terdapat dalam sel endotel pembuluh darah kecil,
mengandung asam – nukleat (RNA,DNA), berkembang biak dengan membelah biner,
Ditularkan ke manusia dengan perantara srthopoda, misal: melalui gigitan
serangga pada kulit.
2.
Klasifikasi Ricketsia
· Domain : Bacteria
· Phylum
: Proteobacteria
· Class
: Alpha
Proteobacteria
· Order
: Rickettsiales
· Family : Rickettsiaceae
· Genus : Rickettsia
· Spesies
:
- Rickettsia felisrickettsia prowazekii
- Rickettsia rickettsii
- Rickettsia typhi
- Rickettsia conorii
- Rickettsia africae
- Rickettsia akari
3.
Karakteristik
Rickettsia
· Bentuk
cocco basil pleumorfik, batang pendek/coccus
· Bersifat
asam negatif
· Kurang
terwarnai dengan pengecatan gram
· Dengan
menggunakan pengecatan giemsa, berwarna biru, dapat dilihat dengan mikroskop
biasa / mikroskop cahaya
· Tumbuh
dalam kantong kuning telor bertunas / pada kuning telor berembrio
· Preparat
didapat dari suspensi kuning telor yang disentrifugasi
· Isolasi
rickettsia hanya pada lab yang direkomendasikan (alasan keamanan biologis)
· Dapat
tumbuh pada kultur sel: 8-10 jam suhu 34oC
· Mudah
mati apabila disimpan pada suhu kamar
· Rickettsia
bila diberi sulfonamid maka penyakit bertambah parah yang disebabkan oleh rickettsia karena meningkatkan pertumbuhan
kuman
· Tetracyclin
dan chlorampenicol adalah therapi efektif karena menghambat pertumbuhan kuman
· Rickettsia
cepat mati/hancur dengan pemanasan, pengeringan, dan bahan kimia
bakteriostatik/balterisid
· Dalam
kotoran kering dari serangga/parasit yang mengandung rickettsia prawazekle
tahan hidup berbulan-bulan, meski disimpan dalam suhu kamar
4.
Interaksi Rickettsia
Rickettsia
spesies yang penyebaranya oleh kutu, dan menyebabkan penyakit pada manusia
seperti tifus, rickettsialpox, demam Boutonneuse, demam gigitan kutu Afrika,
Rocky Mountain spotted fever, Tick Australia Tifus, Pulau Flinders Spotted
Fever dan tifus kutu Queensland.rickettsia juga telah dikaitkan dengan berbagai
penyakit tanaman. Seperti virus, mereka hanya tumbuh di dalam sel hidup.
Penyebab berbagai penyakit, yaitu demam tifus, demam bercak Rocky Mountain ,
tifus "scrub", dan demam Q. pada umumnya ditularkan oleh serangga
penghisp darah. Serangga itu menjadi terjangkiti ketika memakan darah dan
individu tterinfeksi. Serangga yang terinfeksi, yang menghisap darah dari
individu sehat menjangkiti individu tersebut secara langsung dengan bagian
mulutnya sewaktu menembus kulit atau kemudian lewat kotorannya. Yang masuk
melalui lapisan-lapisan kulit yang robek.
5.
Patologi
· Sel-sel
mengalami edema (bengkak) dan nekrosis, terdapat trombosit pada pembuluh
darah yang dapat mengakibatkan ruptur,
nekrosis, dan dikulit ada lesi vesikuler
· Dalam
jaringan otak ditemukan penumpukan limfosit, leukosit poli morphonuclear,
kelainan serupa dilihat dalam pembuluh darah kecil jantung
6.
Gambaran klinis
· Infeksi
rickettsia ditandai dengan demam, sakit kepala, malaise, lesu, kelainan dikulit
(skin rush), pembesaran hati, dan limfa
· Mortalitas
1-90%
· Setelah
sembuh menjadi kebal
· Masa
tunas 1-4 minggu
7. Metabolisme Rickketsia
a.
Enzim
Rickettsia mempunyai enzim yang penting untuk metabolisme. Dapat mengoksidasi
asampiruvat, suksinat dan glutamat serta mengubah asam menjadi asam apartat.
Rickettsia juga dapat tumbuh dalam biakan sel. Seperti bakteri, perbandingan
kadar RNAdan DNA pada Rickettsia adalah 3,5 : 1. Dinding sel serupa dengan
dinding sel kuman Gramnegatif yang terdiri dari peptidoglikan yang mengandung
asam muramat.
b.
Pertumbuhan
Metode untuk
menumbuhkan Rickettsia pada embrio ayam ditemukan oleh Ernest William Goodp
asture dan universitas Vanderbilt pada awal tahun 1930. Segmen tertentu dari
genom Rickettsia menyerupai mitokondria. Genom dari Rickettsia prowazekii
adalah 1,111,523 bppanjang dan berisi 834 protein-kode gen. Genus Rickettsia
sendiri dinamai menurut Howard Taylor Ricketts (1871-1910) yang bekerja dan
mati disebabkan penyakit thypi.
c.
Pemeliharaan
Jika disimpan pada suhu 0⁰C Rickettsia akan kehilangan aktivitas biologiknya yang serupaaktivitas
hemolitik dan respirasinya, toksisitas dan infektivitasnya. Semua aktivitas
tersebutdapat dipulihkan jika ditambahkan Nicotinamida adenine dicnucleatide
(NAD). Aktivitasbiologiknya juga dapat hilang jika disimpan pada suhu 36⁰C kecuali jika ditambahkanglutamat, piruvat atau ATP.
Rickettsia tumbuh dalam berbagai bagian dari sel. Rickettsia prowazekii dan
Rickettsiatyphi (Rickettsia mooseri ) tumbuh dalam sitoplasma sedangkan
golongan penyebab stoppedfever tumbuh dalam inti sel. Rochalimaea quintana
dapat tumbuh dalam pembenihan tanpasel. Rickettsia dapat tumbuh subur jika
metabolisme sel hospes dalam tingkat rendah,misalnya dalam telur bertunas pada suhu
32⁰C. Perkembangan kuman akan sangat berkurang jika suhunya
dinaikkan sampai 40⁰C.
Pemberian sulfonamida akan memperberat penyakit yang disebabkan oleh
Rickettsiakarena obat ini meningkatkan pertumbuhan kuman. Sebaliknya para-
amino benzoic acid (PABA ) yang struktur molekulnya analog sulfonamida yang
dapat menghambat pertumbuhanrickettsia. Efek hambatan ini dapat dihilangkan
oleh parahydroxybenzoic acid. Tetrasiklin dankhloramfenikol dapat menghambat
pertumbuhan kuman , keduanya dapat dipakai untuk pengobatan rickettsiosis.
8.
Penyakit yang
ditimbulkan
a. Typhus
epidemik
· Ditularkan
oleh kutu manusia, bersarang didalam lipatan pakaian
· Kutu
kepala juga dapat menularkan typhus epidemik tetapi jauh kurang efektif
dibanding kutu badan
b. Typhus
endemik
· Disebut
juga murine typhus, ras-typhus atau fleaborne typhus
· Ditularkan
dari tikus ke tikus dan tikus ke manusia
c. Golongan
spotted fever
· Ditularkan
oleh sengkenit (tick), kuman tersebar diseluruh organ termasuk ovarium dan
kelenjar ludah
· Sebagai
vektor dan reservoir primer
· Secara
klinis serupa dengan golongan typhus, kelainan kulit mulai dari ekstremitas
menyebar ketelapak tangan dan kaki
d. Demam
querry (Q fever)
· Disebabkan
oleh caxiella burnetti
· Tahan
hidup diluar sel hospes
· Penularan
pada manusia lewat inhalasi partikel infeksius
· Segala
penyakit: pneumonitis tanpa kelainan kulit
e. Demam
parit (trench fever)
· Disebut
demam 5 hari/demam quintana/demam tulang kering
· Disebabkan
oleh rochalimaca quintana, tidak dapat dibiakan dalam binatang percobaan biasa,
biakan sel atau telor bertunas
· Tumbuh
pada agar darah (kadar Co2 10%)
· Ditularkan
oleh kutu manusia lewat tinja yang dikeluarkan
· Terjadi
demam menggigil mendadak, hilang timbul dengan siklus 3-5 hari, sakit kepala,
malaise, dan nyeri tulang kering
9.
Pengobatan
· Obat
pilihan selalu 3-5 hari dengan tetrasiklin dan khorampenicol
· Sulfanomid
adalah kontra indikasi
· Relaps
dapat dicegah dengan memberi pengobatan > 10 hari
· Antibiotik
diberikan pada awal sakit dalam jangka pendek dapat terjadi relaps
· Pengobatan
setelah hari ke-6 sakit terjadi relaps
10.
Pencegahan
· Memutus
rantai infeksi imunitas dengan pemberian antibodi
· Membasmi
kutu dengan insektisida
· Kebersihan
lingkungan
· Mengenakan
perlengkapan, misal: sepatu boot, celana panjang terusan, kaos kaki, menggosok
anti serangga
· Vaksinasi
aktif dengan menyuntikan antigen dari kantong kuning telor bertunas atau biakan
sel yang telah diolah dengan formalin
· Chlorampenicol/tetracyslin:
3 gr/1x/minggu diminum sekali
BAB III PENUTUP
a.
Kesimpulan
· Virologi
Virologi diambil dari dua suku kata yaitu
berasal dari kata virus dan logos (Ilmu), sehingga virologi merupakanstudi tentang Ilmu yang mempelajari tentang virus seperti agen : struktur,
klasifikasi, evolusi, cara-cara menginfeksi dan memanfaatkan sel virus
reproduksi, penyakit yang menimbulkan, teknik untuk mengisolasi dan budaya, dan
penggunaannya dalam penelitian dan terapi.
Virologi bermanfaat bagi industri
farmasi dan pestisida dan menjadi perhatian pada bidang kedokteran, kedokteran hewan, peternakan, perikanan dan pertanian karena kerugian yang ditimbulkan virus dapat bernilai
besar secara ekonomi. Cabang utama dari virologi adalah klasifikasi virus.
Bentuk dan struktur virus telah dipelajari oleh mikroskop elektron,
spektroskopi NMR dan kristalografi sinar-X.
Virus selalunya terdiri daripada lapisan protein sebagai pelindung
(sampul), teras protein yang menyimpan gen virus, dan gen virus itu sendiri.
Strukturnya terdiri dari kepala, kapsid, isi tubuh, ekor.
Berdasarkan jenis asam nukleat, virus dapat dikelompokkan menjadi dua
kelompok, yaitu virus ARN (ribovirus) dan virus ADN (deoksiribovirus). Reproduksi virus secera general terbagi menjadi 2 yaitu litik dan lisogenik prosesproses. Virus dapat diperbanyak dengan melakukan kultur sel dan fertilized embrio.
kelompok, yaitu virus ARN (ribovirus) dan virus ADN (deoksiribovirus). Reproduksi virus secera general terbagi menjadi 2 yaitu litik dan lisogenik prosesproses. Virus dapat diperbanyak dengan melakukan kultur sel dan fertilized embrio.
· Ricketsiologi
Ricketsiologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang Ricketsia. Ricketsia merupakan bakteri
patogen kepada manusia, parasit obligat intra seluler, ukuran sangat kecil,
mengandung asam – nukleat (RNA,DNA), berkembang biak dengan membelah biner.
Klasifikasi ricketsia antara lain :
Ø Domain :Bacteria
Ø Phylum
: Proteobacteria
Ø Class
: AlphaProteobacteria
Ø Order
: Rickettsiales
Ø Family : Rickettsiaceae
Ø Genus : Rickettsia
Ø Spesies
:
Gambaran
klinis infeksi rickettsia ditandai dengan demam, sakit kepala, malaise, lesu,
kelainan dikulit (skin rush), pembesaran hati dan limfa, mortalitas 1-90%,
setelah sembuh menjadi kebal, masa tunas 1-4 minggu.
Penyakit
yang ditimbulkan antara lain; typhus epidemik, typhus endemik, golongan spotted
fever, demam querry (Q fever), demam parit (trench fever). Pencegahannya dengan
memutuskan rantai infeksi imunitas dengan pemberian antibodi, membasmi kutu
dengan insektisida, sanitasi lingkungan,m engenakan perlengkapan, misal: sepatu
boot, celana panjang terusan, kaos kaki, menggosok anti serangga, vaksinasi dan
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
--------.
2012. Makalah Virologi Makalah Virologi,
(Online), ((http://ilmu-pasti-pengungkap-kebenaran.blogspot.com, diakses 20 Mai
2013).
--------.
2012. What is Virology, (Online),
(http http://www.news-medical.net, diakses 20 Mai 2013).
--------.
2012. Rickettsiologi, (Online),
(http://yanpurnami.wordpress.com, diakses 20 Mai 2013).
--------.
2011. Makalah Morfologi Rickettsia,
(Online), (http://www.scribd.com, diakses 20 Mai 2013).
0 Response to "Makalah Virologi dan Ricketsiologi"
Post a Comment