Makalah Mikrobiologi Rongga Mulut Yang Menyebabkan Plak Pada Gigi

Mikrobiologi Rongga Mulut Yang Menyebabkan Plak Pada Gigi


BAB I PENDAHULUAN        


A.  Latar Belakang Masalah

Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, sehat secara jasmani dan rohani. Tidak terkecuali anak-anak, setiap orang tua menginginkan anaknya bisa tumbuh dan berkembang secara optimal, hal ini dapat dicapai jika tubuh mereka sehat. Kesehatan yang perlu diperhatikan selain kesehatan tubuh secara umum, juga kesehatan gigi dan mulut, karena kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan tubuh secara menyeluruh. Dengan kata lain bahwa kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan tubuh secara keseluruhan yang tidak dapat dipisahkan dari kesehatan tubuh secara umum.
Plak gigi adalah agen utama penyebab penyakit karies gigi dan penyakit periodontal yang merupakan penyakit gigi dan jaringan lunak mulut yang paling sering dijumpai, di Indonesia pada masyarakat di daerah pinggiran hampir 85-90 % pada giginya terdapat plak.
Untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal, maka harus dilakukan perawatan secara berkala. Pembersihan plak dan sisa makanan yang tersisa dengan menyikat gigi, teknik dan caranya jangan sampai merusak struktur gigi dan gusi. Pembersihan karang gigi dan penambalan gigi yang berlubang, serta pencabutan gigi yang sudah tidak bisa dipertahankan lagi dan merupakan fokal infeksi. Kunjungan berkala ke dokter gigi setiap enam bulan sekali baik ada keluhan ataupun tidak ada keluhan. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, maka akan dicapai suatu kesehatan gigi dan mulut yang optimal.










BAB II PEMBAHASAN

A.  Pengertian

Plak adalah lapisan tipis dari mikroorganisme, sisa makanan dan bahan organik yang terbentuk di gigi, kadang-kadang juga ditemukan pada gusi dan lidah. Plak merupakan agregat sejumlah besar dan berbagai macam mikroorganisme pada permukaan gigi mulai erupsi dengan cepat akan dilindungi lapisan tipis glikoprotein yang disebut aequired pellicle. Glikoprotein di dalam air ludah akan diserap dengan spesifik pada hidroksiaptit dan melekat erat pada permukaan gigi.
Menurut Depkes (1995), plak adalah lapisan tipis yang tak berwarna (transparan) tidak dapat dilihat dengan mata biasa, melekat pada gigi dan membentuk koloni atau kumpulan yang terdiri dari air liur, sisa-sisa makanan, jaringan mati, fibrinogen, mikroorganisme dan lain sebagainya. Untuk melihat plak digunakan zat pewarna yaitu disclosing solution. Plak dapat terbentuk segera setelah gigi dibersihkan. Plak terbentuk 1 jam setelah gigi dibersihkan dan mencapai maksimum setelah 30hari.

B.  Komponen Plak

Plak gigi bakterial mengandung 3 komponen fungsional yaitu :
·      Organisme kariogenik, terutama S.mutans, L.Acidophillus dan A. Viscocus.
·      Organisme penyebab kelainan periodontal khususnya Bacteroides asaccha rolyticus (gingivitis) dan Actinobacillus.
·      Bahan adjuvan dan supresif adalah lipopolisakarisa, dekstan dan asam lipoteikoat.  

C.  Klasifikasi

Berdasarkan warnanya, plak diklasifikasikan menjadi 3 kategori, yaitu:
1.    Red complex
·      Banyak terdapat pada plak subgingiva, pocket yang dalam, dan lesi lanjutan.
·      Menginvasi jaringan periodontal dan cementum.
·      Memproduksi enzim proteolitik.
2.    Orange complex
·      Sering bergabung dengan red complex.
·      Terlibat dalam infeksi non-periodontal
3.    Yellow complex dan green complex
·      Tidak berasosiasi dengan red complex maupun orange complex.
·      Merupakan spesies antagonis.
·      Merupakan kelompok spesies yang bermanfaat.

D.  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Plak

1.    Lingkungan fisik meliputi :
·      Anatomi gigi dan posisi gigi
·      Anatomi jaringan sekitar gigi
·      Struktur permukaan gigi
·      Gesekan oleh makanan dan jaringan sekitar
·      Tindakan kebersihan mulut
2.    Hadirnya nutrien yang meliputi :
·      Makanan atau diet
·      Cairan gusi
·      Sisa epitel dan leukosit
·      Saliva

E.   Tahap Pembentukan Plak

Menurut buku Oral Microbiology Fourth Edition, tahap pembentukan plak yakni :
·      Adsorpsi dari host dan molekul bakteri ke permukaan gigi untuk membentuk pelikel
·      Transportasi mikroorganimse secara pasif oleh saliva menuju permukaan gigi yang dilapisi pelikel
·      Pelekatan ini menjadi irerversibel oleh interaksi molecular spesifik antara adhesi di bakteri dan reseptor di pelikel
·      Pertumbuhan yang terjadi membentuk biofilm dan memfasilitasi interaksi interbakterial

F.   Struktur dan Komposisi Plak Gigi

Secara   keseluruhan   dental   plak   terdiri   dari   air   dan   berbagai   macam mikroorganisme   yang   bekembang   biak   dalam   suatu   matrik   interseluler   yang terdiri dari polisakarida ekstra seluler dan protein saliva. Plak 80% terdiri dari air dan mikroorganisme yang jumlahnya kurang lebih 250 juta per mg berat basah.
Pada plak terdapat pula sel-sel epitel lepas, lekosit dan partikel-partikel sisa makanan, garam-garam anorganik terutama kalsium, fosfat dan fluor. Komposisi bakteri dari plak pada permukaan luar terdiri dari bakteri jenis aerobic, sedangkan pada permukaan bagian dalam terdiri dari bakteri anaerob. Bakteri anaerob cenderung lebih banyak karena oksigen yang masuk kebagian dalam hanya sedikit sehingga memungkinkan bakteri anaerob tumbuh dengan subur. Bakteri Lactobacillus hanya sejumlah kecil pada plak dan dalam saliva jumlahnya lebih banyak. Sedangkan Streptococcus  sangat sedikit jumlahnya di dalam saliva dan banyak pada dental plak.  
Bakteri – bakteri yang berada di dalam plak selain bisa menghasilkan asam (asidogenik) dari makanan yang mengandung karbohidrat juga dapat bertahan dan berkembang biak dalam suasana asam (asidurik). Distribusi bakteri di dalam plak sangat   bervariasi, namun pada umumnya bakteri di lapisan bagian dalam berkumpul membentuk koloni yang lebih padat serta mempunyai dinding yang lebih tebal,   terutamanya dari jenis  coccus.
Komposisi matriks interseluler dari dental plak terdiri atas polisakarida ekstraseluler yang dibentuk oleh jenis bakteri tertentu di dalam plak. Jenis utama bakteri yang mempunyai kemampuan untuk membentuk polisakarida ekstraseluler adalah beberapa strain  Streptococcus  yaitu  Streptococcus mutans, Streptococcus bovis, Streptococcus sanguis  dan strain  Streptococcus lainnya. Bakteri-bakteri ini membentuk polisakarida   ekstraseluler dari karbohidrat, terutama sukrosa merupakan substrat utama bagi pembentukan dekstran yang merupakan polimer glukosa dan levan yang merupakan polimer fruktosa. Pada permukaan licin dari gigi, koloni dilakukan terutama oleh jenis-jenis bakteri yang mempunyai kemampuan untuk membentuk dekstran, misalnya Streptococcus   mutans. Sedangkan pada permukaan akar yang lebih terlindung terhadap tekanan-tekanan mekanik, organisme pembentuk levan seperti Odontomyces viscosus   akan berkoloni membentuk plak.
Disamping polisakarida ekstraseluler, matriks dari plak juga mengandung asam-asam   amino yang merupakan karakteristik dari glikoprotein saliva, sisa-sisa sel bakteri yang telah mengalami lisis dan beberapa mineral. Dental plak mengandung kalsium dan fosfat yang lebih tinggi daripada di dalam saliva. Bila diet banyak mengandung sukrosa atau gula-gula maka konsentrasi kalsium dan fosfat akan turun dengan cepat. Ini disebabkan karena kebutuhan bakteri akan unsur – unsur tersebut meningkat sewaktu metabolisma gula-gula.

G.  Peran Bakteri Rongga Mulut yang Menyebabkan Timbulnya Plak Pada Gigi

Plak terbentuk ketika pelikel, sisa makanan, dan bakteri bergabung. Pembentukan awal mikroorganisme disebut pioneer colonizers karena tahan dan dapat  bersaing dengan flora mulut lainnya. Bakteri awal adalah Streptokokus oralis, Streptokokus mitior dan Streptokokus sanguis. Penumpukan mikroorganisme ini disebabkan karena interaksi antara adhesi protein pada permukaan mikroorganisme yang berkolonisasi dan reseptor karbohidrat dari komponen saliva yang terdapat pada permukaan gigi. Setelah deposisi awal, Streptococcus sanguis mulai berekspansi menjauhi permukaan gigi pembentuk plak. Dalam jangka waktu yang pendek, permukaan gigi yang dekat dengan gingiva ditutupi dengan mikroorganisme. Semua aktivitas ini terjadi dalam 2 hari pertama pembentukan plak. Setelah 24 hingga 48 jam, plak terus terbentuk pada margin ginggiva.
Terjadi pertambahan ketebalan plak setelah 3 sampai 4 hari dibandingkan 2 hari yang pertama. Plak gingiva menjadi matang dan dapat hidup diantara mikroorganisme berbeda. Setelah inisiasi 5 hingga 7 hari, plak mulai berpindah ke subgingiva dan mikroorganisme beserta produk-produknya berpenetrasi dan bersirkulasi pada poket.  Tujuh hingga 11 hari setelah inisiasi, berbagai flora bertambah termasuk Spirochetes, Vibrous, dan Fusiforms. Plak gingiva memenuhi sulkus gingiva sementara Spirochetes dan Vibrous bergerak disekeliling luar dan apikal sulkus.
Semakin lama plak tidak dibersihkan semakin besar pula kemungkinan plak menjadi pathogen yang potensial terhadap inang. Plak gigi yang terakumulasi dapat terkalsifikasi dan menjadi kalkulus dengan komposisi matang dan tingkat terparah dalam waktu 6 bulan. Beberapa bakteri yang dapat ditemukan dalam plak gigi antara lain :
Beberapa bakteri yang ditemukan dalam dental plak

Facultative
Obligat
Gram-Positive
Streptococcus mutans
Streptococcus sanguis
Actinomyces viscosus

Gram-negative
Actinobacillus actinomycetemcomitans
Capnocytophypa species
Eikenella corrodens
Porphyromonas gingivalis
Fusobacterium nucleatum
Prevotella intermedia
Bacteroides forsythus
Campylobacter rectus
Spirochetes

Treponema denticola
(Other Treponema species)

1.    Streptococcus mutans
Klasifikasi Streptococcus mutans :
·         Kingdom         : Monera.
·         Divisio             : Firmicutes.
·         Class                : Lactobacilalles.
·         Family             : Streptococcaceae.
·         Genus              : Streptococcus.
·         Species            : Streptococcus mutans.
Streptococcus mutans merupakan kelompok dari Streptococcus viridians, ciri khas organisme ini adalah sifat α hemolitik tetapi dapat juga non hemolitik. Streptococcus mutans dapat dibedakan dari Streptococcus lainnya di rongga mulut karena kemampuannya untuk memfermentasi sorbitol dan manitol, serta menghasilkan berbagai enzim dan substansi ekstraseluler.  Streptococcus mutans mampu mensintesis polisakarida besar seperti mutan, dekstran atau levans dari sukrosa yang merupakan polisakarida yang lengket. Oleh karena kemampuannya ini, bisa mendukung dan menyebabkan bakteri lain menuju ke   email gigi, mendukung pertumbuhan bakteri asidurik yang lain dan melarutkan email dan berperan penting pada pembentukan karies gigi dengan mencerna gula-gula menjadi asam yang dapat memakan enamel.
2.    Streptococcus sanguis
·         Kingdom         : Bacteria
·         Divisio             : Firmicutes
·         Class                : Bacilli
·         Order               : Lactobacillales
·         Family             : Streptococcaceae
·         Genus              : Streptococcus.
·         Species            : Streptococcus sanguinis
Streptococcus sanguinis adalah kokus berbentuk bakteri gram-positif yang memiliki dinding sel tebal yang terdiri dari peptidoglikan serta asam teichoic. Organisme ini berisi banyak enzim yang meningkatkan jalur metabolik termasuk biosintesis, pentosa fosfat jalur, glukoneogenesis, fermentasi gula dan karbohidrat, dan sebagainya. Enzim tersebut digunakan untuk glukoneogenesis memungkinkan bakteri untuk mengubah asam amino menjadi fruktosa-6-fosfat, suatu prekursor metabolik penting yang digunakan untuk membuat peptidoglikan (dinding sel) dan substrat awal yang dibutuhkan untuk jalur pentosa fosfat.
Streptococcus sanguinis membentuk plak gigi, dan memberikan kontribusi pada etiologi baik karies dan penyakit periodontal. Studi menunjukkan bahwa gen di Streptococcus sanguinis berpartisipasi dalam penahan protein adhesin pada permukaan bakteri, namun, hal ini terutama efektif pada adhesi pada sel epitel. Oral streptokokus menjajah permukaan halus gigi menggunakan interaksi hidrofobik.
3.    Actinomyces viscosus  
Actinomyces viscosus terdapat dalam rongga mulut manusia. Koloni besar dan halus dengan V, Y dan T konfigurasi atau koloni kecil dan kasar dengan filamen bercabang pendek. Mereka tumbuh dalam 10% karbon dioksida dan biasanya merespon terhadap penisilin.
Actinomyces viscosus adalah gram-positif, non-asam-fakta, fakultatif, katalase-positif, berfilamen, atau mikroorganisme diphtheroidal. Semua budaya tumbuh dengan baik aerobik dan anaerobik dengan penambahan 10% karbon dioksida. Mereka fermentasi laktosa, menghasilkan katalase dan acetylmethylcarbinol, mengurangi nitrat, Aesculin terhidrolisis, dan tidak menghasilkan gelatinase atau urease. Karakteristik ini fisiologis membedakan Actinomyces viscosus dari organisme morfologis serupa lainnya.
4.    Actinobacillus actinomycetemcomitans
Actinobacillus actinomycetemcomitans adalah coccobacillus gram negatif yang merupakan penyebab yang sangat jarang terjadinya endokarditis bakteri. Sudah ada lesi jantung adalah faktor utama, dan antibiotik profilaksis telah lama merasa diperlukan sebelum manipulasi gigi atau lainnya untuk mencegah endokarditis.
5.      Capnocytophypa species
Capnocytophypa species, genus anaerob Gram-negatif yang merupakan penghuni rongga mulut,
6.      Eikenella corrodens
Eikenella corrodens adalah gram negatif anaerob fakultatif bacillus. Koloni kecil dan keabu-abuan, menghasilkan perubahan warna kehijauan dan bau samar-samar pemutih (hipoklorit). Eikenella corrodens oksidase-positif, katalase-negatif, urease-negatif, indol-negatif, dan mengurangi nitrat menjadi nitrit. Eikenella corrodens adalah komensal dari mulut manusia dan saluran pernapasan bagian atas.
7.         Porphyromonas gingivalis
Porphyromonas gingivalis, gram-negatif, berbentuk batang, anaerobik bakteri patogen. Porphyromonas gingivalis ditemukan dalam rongga mulut, terlibat dalam bentuk-bentuk tertentu dari penyakit periodontal, serta saluran pencernaan bagian atas, saluran pernapasan, dan usus besar. Degradasi kolagen yang diamati dalam hasil penyakit periodontal kronis pada bagian dari enzim kolagenase spesies ini. Berdasarkan uji in vitro bahwa Porphyromonas gingivalis dapat menyerang fibroblast gingiva manusia dan dapat bertahan hidup di dalamnya dengan adanya konsentrasi yang cukup antibiotik Porphyromonas gingivalis juga menyerang sel-sel epitel gingiva dalam jumlah tinggi
8.      8. Fusobacterium nucleatum
Fusobacterium nucleatum adalah bakteri oral, terdapat dalam rongga mulut yang merupakan komponen plak jika berlebih dapat mengakibatkan penyakit periodontal.
9.      9. Prevotella intermedia
Prevotella intermedia (sebelumnya Bacteroides intermedius) adalah gram-negatif, bakteri patogen obligat anaerob terlibat dalam infeksi periodontal, termasuk gingivitis dan periodontitis, dan sering ditemukan pada akut necrotizing ulcerative gingivitis. Hal ini umumnya terisolasi dari abses dentoalveolar, di mana anaerob obligat mendominasi. Prevotella intermedia menggunakan steroid sebagai faktor pertumbuhan, sehingga jumlah mereka lebih tinggi pada wanita hamil.
Prevotella intermedia

10.  Bacteroides forsythus
Tannerella forsythia adalah anaerob, spesies gram negatif bakteri dari family Cytophaga-Bacteroidetes terlibat dalam penyakit periodontal dengan induksi aktivasi sel atau apoptosis.
11.  Campylobacter rectus
Campylobacter rectus adalah spesies CampylobacterCampylobacter rectus sebelumnya dikenal sebagai Wolinella recta, adalah basil gram-negatif anaerob, umumnya diakui sebagai patogen pada periodontitis kronis yang dapat menyebabkan keropos tulang.
12.  Treponema denticola
Treponema denticola adalah gram negatif, obligat anaerob, motil dan sangat proteolitik bakteri. Spesies ini dianggap sebagai salah satu agen penyebab utama periodontitis jika jumlah Treponema denticola dalam mulut meningkat. Treponema denticola tinggal dalam komunitas mikroba kompleks dan beragam di rongga mulut.
13.  Neisseria dan Branhamella
Gram-negative, tidak bergerak, tidak membentuk spora, berbentuk coffee bean/diplococci, aerobik, membentuk ”enzyme cytochrome oxidase” yang merupakan bakteri yang terdapat pada mucous membrane dari rongga mulut dan saluran nafas bagian atas. Genus dari Neisseria dibagi menjadi spesies yang pathogenik yaitu Neisseria gonorrhoeae dan Neisseria meningitidis dan spesies yang commensal yaitu Neisseria sicca, Neisseria subflava, Neisseria flavescens dan Neisseria mucosa, pembagian ini berdasarkan reaksi fermentasi karbohydrat.
Spesies yang tadinya disebut Neisseria catarrhalis sekarang disebut Branhamella. Branhamella catarrrhalis beda dari spesies Neisseria umumnya karena tidak memproduksi asam dari karbo hidrat seperti glucosa, maltosa, sukrosa dan fruktosa. Juga DNA berdasarkan ratio guanine ditambah cytosine dengan batas 47 – 52 moles %. Spesies dari genus Neisseria yang biasa terdapat/hidup dalam rongga mulut tidak patogen atau virulentnya lemah, meskipun juga dapat menyebabkan terjadinya subacute bacterial endocarditis. Keberadaannya terdapat dalam plak gigi dan mendapat lokasi distribusi secara segar.

H.  Pembersihan plak

Cara terbaik untuk menghilangkan plak adalah dengan menyikat gigi (terutama di malam hari dan pagi hari) dan pembersihan interdental dengan alat bantu tambahan untuk membersihkan gigi dan rongga mulut antara lain
·      Benang Gigi
Untuk membersihkan plak, daerah interdental lainnya. Penggunaan benang gigi tersebut dianjurkan karena daerah interproksimal seringkali tidak dapat tercapai dengan hanya menggunakan sikat gigi.
·      Tusuk gigi dan sikat interdental
Alat-alat ini khususnya dapat digunakan pada daerah interproksimal gigi dengan susunan gigi yang kurang baik, di mana plak di daerah yang tidak dapat dibersihkan dengan sikat gigi biasa atau dengan bantuan benang gigi.
Penggunaan aat-alat tersebut harus dengan perhatian yang baik karena bila tidak digunakan sebagaimana mestinya dapat menyebabkan trauma pada papila gingiva yang pada akhirnya dapat menyebabkan kerusakan jaringan periodontal seperti terbentuknya ruangan atau kantong periodontal. Pada pasien usia muda dan susunan gigi yang baik tidak dianjurkan untuk menggunakan alat-alat tersebut.
·      Sikat gigi elektrik
Sikat gigi elektrik dirancang untuk mempermudah pembersihan gigi. Namun penggunaanya lebih bermanfaat bagi individu dengan kecacatan otak dan fisik sehingga lebih mudah digunakan baik oleh pasien itu sendiri ataupun oleh orang yang merawatnya.
·      Irigasi dengan semprotan air
Irigrasi dengan semprotan air pada suklus gingiva dapat digunakan untuk mengeliminir bakteri, kotoran atau benda asing lainnya. Namun pada kenyataanya alat ini tidak dapat membersihkan dengan sempurna kecuali untuk membersihkan plak supragingiva. Keburukannya adalah tindakan tersebut dapat menyebabkan bakteremia pada pasien dengan kondisi periodontitis. Efek yang lebih buruk dapat menyebabkan terjadinya penyebaran infeksi melalui peredaran darah sehingga dapat mencapai organ-organ tubuh lainnya seperti jantung dan ginjal, sehingga penggunaanya tidak terlalu dianjurkan.
·      Pasta gigi
Pasta gigi telah dikenal sebagai bahan untuk membantu membersihkan gigi yang digunakan bersama dengan sikat gigi. Di samping dalam bentuk pasta, saat ini juga terdapat bahan tersebut dalam bentuk gel. Selain berfungsi membersihkan gigi, pasta gigi juga terdapat berbagai varian dengan penambahan berbagai bahan lain yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan rongga mulut seperti fluor, kalsium, antiseptik, bahan pemutih gigi, bahan yang berasal dari herbal seperti sirih, temulawak, dan lain sebagainya.

I.     Pencegahan Plak

·      Secara mekanik yaitu dengan menyikat gigi dan pembersihan interdental dengan menggunakan benang gigi (dental floss) .
·      Secara kimiawi yaitu kumur-kumur dengan cairan antiseptis.
·      Mengurangi konsumsi makanan manis dan lengket.
·      Memperbanyak konsumsi buah-buahan yang berair dan sayuran berserat.
·      Pemeriksaan gigi secara berkala.

 

 

 




 

 

 


BAB III KESIMPULAN



Menurut Depkes (1995), plak adalah lapisan tipis yang tak berwarna (transparan) tidak dapat dilihat dengan mata biasa, melekat pada gigi dan membentuk koloni atau kumpulan yang terdiri dari air liur, sisa-sisa makanan, jaringan mati, fibrinogen, mikroorganisme dan lain sebagainya. Untuk melihat plak digunakan zat pewarna yaitu disclosing solution. Plak gigi bakterial mengandung 3 komponen fungsional yaitu :
·      Organisme kariogenik, terutama S.mutans, L.Acidophillus dan A. Viscocus.
·      Organisme penyebab kelainan periodontal khususnya bacteroides asaccha rolyticus (gingivitis) dan Actinobacillus.
·      Bahan adjuvan dan supresif adalah lipopolisakarisa, dekstan dan asam lipoteikoat.  

Berdasarkan warnanya, plak diklasifikasikan menjadi 3 kategori, yaitu: red complex, orange complex, yellow complex dan green complex. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan dental plak adalah lingkungan fisik, friksi dan pengaruh diet. Tahap pembentukan plak yakni :
·      Adsorpsi dari host dan molekul bakteri ke permukaan gigi untuk membentuk pelikel
·      Transportasi mikroorganimse secara pasif oleh saliva menuju permukaan gigi yang dilapisi pelikel
·      Pelekatan ini menjadi irerversibel oleh interaksi molecular spesifik antara adhesi di bakteri dan reseptor di pelikel
·      Pertumbuhan yang terjadi membentuk biofilm dan memfasilitasi interaksi interbakterial
Plak terbentuk ketika pelikel, sisa makanan, dan bakteri bergabung. Bakteri awal adalah Streptokokus oralis, Streptokokus mitior dan Streptokokus sanguis. Penumpukan mikroorganisme ini disebabkan karena interaksi antara adhesi protein pada permukaan mikroorganisme yang berkolonisasi dan reseptor karbohidrat dari komponen saliva yang terdapat pada permukaan gigi. Setelah deposisi awal, Streptococcus sanguis mulai berekspansi menjauhi permukaan gigi pembentuk plak. Dalam jangka waktu yang pendek, permukaan gigi yang dekat dengan gingiva ditutupi dengan mikroorganisme. Semua aktivitas ini terjadi dalam 2 hari pertama pembentukan plak. Setelah 24 hingga 48 jam, plak terus terbentuk pada margin ginggiva.
Terjadi pertambahan ketebalan plak setelah 3 sampai 4 hari dibandingkan 2 hari yang pertama. Plak gingiva menjadi matang dan dapat hidup diantara mikroorganisme berbeda. Setelah inisiasi 5 hingga 7 hari, plak mulai berpindah ke subgingiva dan mikroorganisme beserta produk-produknya berpenetrasi dan bersirkulasi pada poket. Tujuh hingga 11 hari setelah inisiasi, berbagai flora bertambah termasuk Spirochetes, Vibrous, dan Fusiforms.
Semakin lama plak tidak dibersihkan semakin besar pula kemungkinan plak menjadi pathogen yang potensial terhadap inang. Plak gigi yang terakumulasi dapat terkalsifikasi dan menjadi kalkulus dengan komposisi matang dan tingkat terparah dalam waktu 6 bulan. Beberapa bakteri yang dapat ditemukan dalam plak gigi antara lain :
Beberapa bakteri yang ditemukan dalam dental plak

Facultative
Obligat
Gram-Positive
Streptococcus mutans
Streptococcus sanguis
Actinomyces viscosus

Gram-negative
Actinobacillus actinomycetemcomitans
Capnocytophypa species
Eikenella corrodens
Porphyromonas gingivalis
Fusobacterium nucleatum
Prevotella intermedia
Bacteroides forsythus
Campylobacter rectus
Spirochetes

Treponema denticola
(Other Treponema species)

Cara terbaik untuk menghilangkan plak adalah dengan menyikat gigi (terutama di malam hari dan pagi hari) dan  pembersihan interdental dengan alat bantu tambahan seperti benang gigi, tusuk gigi dan sikat interdental, sikat gigi elektrik, irigasi dengan semprotan air dan pasta gigi.
Pencegahan plak gigi dapat dilakukan :
·      Secara mekanik yaitu dengan menyikat gigi dan pembersihan interdental dengan menggunakan benang gigi (dental floss) .
·      Secara kimiawi yaitu kumur-kumur dengan cairan antiseptis.
·      Mengurangi konsumsi makanan manis dan lengket.
·      Memperbanyak konsumsi buah-buahan yang berair dan sayuran berserat.
·      Pemeriksaan gigi secara berkala.







 


DAFTAR PUSTAKA



--------. 2012. Dental Plaque, (Online), (http://en.wikipedia.org, diakses 06 juni 2013)
--------. 2013. Bakteriologi Rongga Mulut Penyebab Plak Gigi, (Online), (http://www.colgate.com, diakses 06 juni 2013)
--------. 2010. Identifikasi Bakteri Dental Plak Melalui Morfologi Koloni dan Pengecatan Gram, (Online), (http://belindch.wordpress.com, diakses 06 juni 2013)
--------. 2011. Pengertian, Komponen, dan Penyebab Plak Pada Gigi, (Online), (http://zona-prasko.blogspot.com, diakses 06 juni 2013)
--------. 2012. Penyebab Plak Gigi, (Online), (http://mengobati.net, diakses 06 juni 2013)

--------. 2012. Tugas Mikrobiologi Makalah Tentang Plak Gigi, (Online), (http://cokelatbep.blogspot.com, diakses 06 juni 2013)

0 Response to "Makalah Mikrobiologi Rongga Mulut Yang Menyebabkan Plak Pada Gigi"

Post a Comment